
Hari ini 8 Maret 2020, Perempuan diseluruh Dunia memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day, dengan mengusung tema “I am Generation Equality: Realizing Women’s Rights” atau “Saya Generasi Setara: Menyadari Hak Perempuan”.
Kali ini Tim Redaksi Humas kabarpemuda-id.com mencoba menelusuri salah satu sosok Perempuan di Toraja Utara dari Kalangan Pemuda di Hari Perempuan Internasional.
kabarpemuda-id.com, TORAJA UTARA – Ranteliling, tidak banyak yang mengenal gadis kelahiran Marante – Toraja Utara, 22 Agustus 1997, ia alumni mahasiswa Universitas Hasanuddin Jurusan Biologi tahun 2019. Ia adalah pemilik usaha Bucket Bunga, Bucketmks_LingsFlowers, yang menjadi Srikandi ditengah-tengah keluarganya.

Sejak menuntut ilmu di SMA Kristen Rantepao, Ranteliling sudah membantu ekonomi keluarga, dengan berjualan kue untuk biaya sekolah dan meringankan beban keluarganya.
“Saya waktu sekolah menjual kue untuk ongkos sekolah dan sekaligus bantu-bantu kebutuhan keluarga,” Kata Ranteliling, kepada kabarpemuda-id.com, Minggu (8/3).

Terlahir dari Keluarga Kurang Mampu
Meski terlahir dari keluarga yang kurang mampu, Ia tetap semangat dalam menuntut ilmu, usai tamat di SMA Kristen Rantepao, Ranteliling melanjutkan Kuliahnya dengan Beasiswa dari Belanda dan Jepang.
“Saya sendiri dari keluarga yang kurang mampu, bapak saya sudah meninggal dari sejak saya kecil, kebetulan kemarin waktu kuliah saya dapat bantuan beasiswa,” Ungkap, Liling.
Ditengah-tengah keluarga Ranteliling, anak dari Hermin Dua’ dan Almarhum Barung ini satu-satunya yang mengeyam pendidikan hingga keperguruan tinggi, anak bungsu dari lima bersaudara ini menjadi salah satu penopang dalam keluarganya.
“Saya anak bungsu, cuma saya yang bisa kuliah, saya dapat beasiswa waktu itu,” Tuturnya.

Memulai Usaha Bucket Bunga
Awal Tahun 2019, di bulan februari, Ranteliling mulai membuka usaha rumahan Bucket Bunga untuk menopang kehidupannya di Makassar dan membiayai Wisudanya, meski modal pertama ia kumpulkan dari uang sakunya.
Ia menjual Bucket Bunga dengan berbagai bentuk, seperti Mawar Setangkai, Bunga flanel, Bunga Mawar, Bucket snack dan Bunga, dengan harga yang bervariasi, mulai dari 10 ribu, hingga 200 ribu rupiah.
“Kalau omset perbulan sih sekitar satu sampai dua juta, jika musim wisuda dan moment valentine itu biasanya dapat sampai lima juta, harga per tangkai bucket bunganya tergantung besar pesanan dari konsumen dan bahannya juga sih,” Beber Liling.

Dalam menjalankan usahanya Ranteliling juga mendapatkan kendala, dalam soal pemasaran dan penjualan buket bunga dikarenakan belum adanya karyawan yang dimilikinya.
“Kalau untuk menjual di offline, kendala saya tidak ada yang menemani dan belum ada karyawan, untuk menjual terkadang juga dibantu sama rekan-rekan jika tida sibuk,” Ungkap Liling.
Ia juga pernah mengajar puluhan Ibu-ibu Ikatan Adhyaksa Dharmakarini untuk pembuatan buket bunga di Kejaksaan Negeri Makassar, bersama rekannya.

Hasil Buket Bunga Jadi Penopang Ekonomi Bagi Keluarga
Dari hasil bucket bunga ini, ia dapat membantu kehidupan keluarganya, meski tidak seberapa namun sudah bisa memberi hasil keringatnya kepada orang tua dan keluarga.
Semangat dan usahanya patut menjadi teladan bagi keluarga dan para anak-anak muda disekitarnya, memanfaatkan setiap peluang, dan menjadi teladan dan motivasi bagi pemuda saat ini untuk maju dan berkreasi.

“Ia sangat memotivasi, karena yang dibuatnya adalah hal yang kecil tapi bisa menghasilkan hal yang besar, sosoknya juga membuka wawasan bagi kalangan muda supaya berinovasi untuk bisa membuka peluang usaha,” Kata Yirman, Tetangga sekaligus keluarga dari Ranteliling.
Ditanya soal bagaimana ia melihat generasi muda ditengah-tengah perkembangan era industri 4.0, ia berharap para pemuda menggunakan kesempatan dan talenta sebagai sebuah peluang.
“Pergunakan waktu dan kesempatan yang ada, gunakan talenta yang kita miliki yang diberi Tuhan, jangan gengsi meski kita sudah sarjana, apapun yang kita kerjakan kalau itu halal pasti akan membuahkan hasil yang baik, kita terus berusaha dan berdoa,” Harap Ranteliling, saat ditanya soal pesannya kepada generasi muda saat ini.

Ia juga berharap di Hari Perempuan Internasional ini kaum perempuan bisa setara dengan kaum Laki-laki dan dapat menjadi pelopor pembangunan di masa yang akan datang.
“Untuk para perempuan harapan saya sih, walaupun kita sebagai perempuan kita jangan pernah bilang minder untuk mencari uang, kita jangan bergantung ke Laki-laki untuk masalah uang, kita harus berusaha selagi bisa, kita gunakan kreatifitas untuk berkarya,” Tutup Ranteliling.
Penulis/Editor : Jufri Tonapa